PHANTOM CPR Vimetecsa

PHANTOM CPR Vimetecsa adalah peraga yang mampu mensimulasikan CPR (bantuan pernafasan) baik dewasa dan anak sekaligus, yang dirancang dengan realistis.

Bantuan Pernafasan

Satu-satunya peraga / manikin yang membutuhkan menutup hidung dan mengangkat kepala / dagu dengan benar untuk mendapatkan kenaikan dada yang tepat .

Manikin CPR Vimetecsa

Dapat digunakan untuk praktek simulasi penggunaan alat training Automatic External Defibrillator (AED) secara manual.

Phantom CPR-RJP

Bunyi klik terdengar untuk memverifikasi posisi tangan yang benar dan kedalaman kompresi. Sebuah tombol yang dapat diputar untuk menyesuaikan kedalaman kompresi yang tepat dari dewasa ke anak.

Alat Peraga CPR

Merupakan alat peraga untuk praktek bantuan pernafasan saat terjadi serangan jantung mendadak.

Senin, 08 Juni 2015

Rantai Penyelamatan dalam penanganan CPR

Rantai kelangsungan hidup adalah aplikasi dari sistem emergency medical service (EMS) yang terdiri dari 4 mata rantai, yaitu :
1. Akses segera (Early Acces)
2. RJP segera (Early CPR)
3. Defibrilasi segera (Early Defibrilation)
4. Perawatan lanjutan (Early Advance Care)


                                           


Penelitian secara klinis dan epidemiologis membuktikan bahwa keberhasilan pertolongan sangat tergantung pada proses pelayanan gawat darurat pada fase pra rumah sakit (sebelum rumah sakit) dan fase rumah sakit. Rantai tersebut merupakan kesatuan yang erat dan utuh, jika salah satu mata rantai hilang atau lemah maka kemungkinan keberhasilan pertolongan menjadi berkurang. Jadi semua mata rantai harus kuat dan saling terkait erat satu sama lain.

Early ACCES
p
engenalan tanda-tanda kegawatdaruratan secara dini seperti keluhan nyeri dada atau kesulitan bernapas yang menyebabkan penderita mencari pertolongan atau penolong menghubungi layanan gawat darurat adalah kunci penting dari rantai ini.

Jika terjadi henti jantung maka lakukan hal-hal dibawah ini segera :

  1. Identifikasi segera kondisi penderita, kontak segera layanan gawat darurat (Activate EMS System)
  2. Beritahukan kondisi pasien ke EMS

Early CPR
C
PR/RJP (Resusitasi Jantung Paru) efektif jika segera dilaksanakan saat penderita mengalami henti napas dan henti jantung. Semakin cepat melakukan RJP maka semakin besar tingkat keberhasilan pertolongan. sebaliknya semakin lambat maka tingkat keberhasilan pertolongan semakin kecil. Secara fisiologis keterlambatan lebih dari 6 menit akan mengakibatkan kematian batang otak, karena otak hanya dapat bertahan 4-8 menit tanpa suplai oksigen.Early DEFIBRILATION
D
efibrilasi sangat penting untuk memperbaiki angka kelangsungan hidup. Waktu antara penderita mengalami gangguan irama jantung dengan defibrilasi merupakan saat yang kritis. Angka keberhasilan akan menurun sebanyak 7-10% dalam setiap menit keterlambatan penggunaan dfibrilator.Early ADVANCE CARE
P
ertolongan lebih lanjut oleh paramedis dan medis baik di tempat kejadian dan rumah sakit sangat penting untuk meneruskan pertolongan sebelumnya. Pertolongan lanjut melibatkan peralatan emergency kit, obat-obat intravena, obat untuk aritmia dan stabilisasi penderita.

Advance care mempunyai tiga tujuan :

  1. Mencegah terjadinya henti jantung dengan memaksimalkan manajemen lanjut jalan napas dan pemberian obat-obatan.
  2. Terapi pada penderita yang tidak berhasil dengan defibrilasi.
  3. Memberikan defibrilasi jika terjadi VF, mencegah fibrilasi berulang, dan menstabilkan penderita setelah resusitasi


sumber : http://proemergency-ems.blogspot.com/2008/11/chain-of-survival.html
Sponsor by : www.alkesexpo.com